Bagaimana Mengurai Kemacetan Parah Jalan Hang Tuah Tatkala Sungai Sail Meluap

Jumat, 07 Maret 2025 | 14:27:43 WIB
Anak-anak bermain di tengah banjir akibat luapan Sungai Sail di Jalan Satria, dekat Perumahan Kuantan Regency, Kota Pekanbaru, Riau pada Kamis (6/3/2025).

Kondisi macet di Jl Hang Tuah itu diperparah dengan adanya dua persimpangan yaitu dengan Jalan Gunung Sahilan dan Jalan Hang Jebat. Kepadatan kendaraan semakin berat  karena aktivitas jual beli warga di toko-toko di depan Pasar Sail yang pembelinya kerap memarkirkan kendaraan secara sembarangan, meski ada tanda larangan parkir. Tidak ada banjir pun, di lokasi itu macet sering terjadi.  

Dari kejadian itu, sudah semestinya ada terobosan oleh Wali Kota Agung Nugroho. Untuk itu, mari kita lihat persoalannya di lapangan. Mengapa kawasan Sungai Batak banjir? Apa penyebabnya dan bagaimana solusinya? 

Wilayah Sungai Batak yang diapit oleh Sungai Sail dan alur Sungai Tangkerang memang memiliki topografi rendah.. Sampai sekarang, wilayah itu masih menjadi daerah tangkapan air di kala curah hujan tinggi. Hukum fisika berlaku, air selalu mencari tempat yang rendah.

Meskipun rendah dan kerap tergenang, panjang jalan Akasia yang terendam air banjir itu sebenarnya terbilang pendek. Saat banjir datang, terdapat genangan yang panjangnya sekitar 100-an meter. Dari genangan sepanjang itu, hanya ada satu titik terdalam di bagian pangkal dengan kedalaman air diperkirakan setinggi 50-60cm. Panjang cekungan terdalam itu sekitar 10 meter. Selebihnya, badan jalannya lebih tinggi dari cekungan itu, sehingga ketinggian air diperkirakan hanya sekitar 20-40 cm. Di situ terdapat sebuah gorong-gorong kecil yang pada saat banjir tidak mampu mengalirkan air dari DAS Sungai Sail di sebelah kiri ke alur Sungai Tangkerang di kanan jalan. Pada saat sungai meluap, gorong- gorong itu pun ikut terendam. 

Banjir di kawasan Sungai Batak, Jalan Akasia, Kota Pekanbaru pada Jumat (28/2/2025). 

Alternatif solusi untuk mengatasi persoalan di lokasi Sungai Batak, adalah menaikkan ketinggian badan Jalan Akasia di lokasi tergenang dan membuat gorong-gorong lebih besar. Di lokasi cekungan terdalam,  apabila dapat  ditinggikan sekitar 40 cm saja sudah bagus, karena kalau ada banjir setinggi 60 cm seperti kemarin, ketinggian air menjadi tersisa 20 cm saja. Dengan ketinggian air 20 cm, kendaraan roda 2 dan roda 4 masih dapat lewat dengan aman. Di luar cekungan terdalam tadi, peninggian badan jalan sudah cukup sekitar 30 cm saja. Dengan penambahan ketinggian bervariasi sejauh 100 meter,  biayanya diperkirakan tidaklah terlalu besar dibandingkan kerugian warga akibat efek kemacetan parah di Jalan Hang Tuah.

Kedua, pemerintah Kota Pekanbaru juga dapat meninggikan badan jalan di cekungan Jalan Satria sepanjang sekitar 70 meter. Sehingga di saat Sungai Sail meluap parah, warga yang harus memutar menghindari Jalan Hang Tuah yang macet parah, dapat melewati Jalan Satria dengan aman. 

Alternatif ketiga adalah memperbaiki kerusakan jalan di dalam Kompleks Perumahan Jondul (Jalan Kuantan Raya ujung), khususnya jalan-jalan yang  menuju Jalan Bambu Kuning. Jalan kompleks itu juga dapat menjadi alternatif mengurangi beban jalan Hang Tuah, karena di sana terdapat sebuah jembatan kecil,  melintasi Sungai Sail, yang dapat dilewati kendaraan kecil ke arah Jalan Bambu Kuning dan sebaliknya. 

Selama ini, jalur alternatif ketiga ini kurang dipergunakan warga karena jalannya kecil dan kondisinya tidak cukup baik. Di beberapa lokasi di seberang sungai (dari arah Jalan Kuantan Raya) aspal jalan rusak terkelupas dan semenisasi jalan rusak.  Selain itu, banyak warga Pekanbaru yang tidak mengetahui keberadaan jembatan (Sungai Sail) di kompleks perumahan lama itu yang dapat menjadi solusi jalan pintas saat jalan Hang Tuah macet parah.  

Dengan perbaikan tiga jalan di lokasi tadi, insya Allah beban berat jalan Hang Tuah di masa emergency banjir Sungai Sail atau dalam kondisi macet parah dengan penyebab lain, bakal menjadi lebih ringan. Pak Wali dan para pegawai Pemkot Pekanbaru yang melewati Jalan Hang Tuah bakal lebih lancar meluncur menuju kantor di Kulim sehingga tidak akan terlambat masuk kerja.  

Bagaimana pak Wali? Cocok. 

Halaman :

Tags

Terkini