Banjir makin kerap terjadi di Kota Pekanbaru. Pada tanggal 27 dan 28 Februari 2025 kemarin, di hari awal pemerintahan Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho-Markarius Anwar, terjadi hujan deras dalam tempo cukup lama sehingga membuat Sungai Sail meluap dan menyebabkan banjir di beberapa lokasi. Ketinggian airnya melebihi peristiwa banjir-banjir sebelumnya. Sepekan kemudian pada 6 Maret, banjir terjadi lagi.
Luapan air Sungai Sail kali ini lebih parah dibandingkan sebelumnya. Lokasi tergenang ada di kawasan di Kompleks Perumahan Attaya di Jalan Sakuntala. Alur jalan Akasia di kawasan Sungai Batak, putus. Genangan juga terjadi di cekungan Jalan Bambu Kuning sekitar 70 meter dari Jl Hang Tuah serta cekungan Jalan Satria di dekat Perumahan Kuantan Regency. Karena tingginya genangan, alur alternatif ini pun putus.
Akibat luapan sungai yang membelah kota Pekanbaru itu, kawasan Sungai Batak yang berfungsi sangat vital menjadi jalan pintas warga dari arah Kulim menuju Gobah, MTQ, Bandara SSK II dan sebaliknya, tidak dapat dilewati. Dampaknya, seluruh kendaraan yang semestinya melewati Sungai Batak, mau tidak mau harus beralih ke Jalan Hang Tuah. Sudah dapat dipastikan, kemacetan parah bakal terjadi di jalan poros tersebut.
Selama hari-hari banjir itu, saat warga berangkat kerja atau menuju sekolah pada pagi hari dan pada sore saat pulang kerja, terpaksa melewati Jalan Hang Tuah yang macet parah. Waktu tempuh dari Simpang BPG menuju Masjid Agung Annur, sepanjang 3,5 kilometer mencapai sekitar satu jam. Bahkan pada saat siang hari, di luar jam pergi dan pulang kerja, Jalan Hang Tuah masih sangat padat dan tersendat. Terutama dari turunan jalan simpang Bambu Kuning sampai ke Pasar Sail.